Cara Ternak Kacer, Begini Langkah-langkahnya yang Perlu Diketahui

Cara ternak kacer dengan metode yang tepat dapat menghasilkan anakan berkualitas tinggi. Burung kacer dikenal sebagai burung kicau yang mampu meniru berbagai suara burung lainnya. Secara ilmiah, burung ini memiliki nama Copsychus saularis dan termasuk dalam keluarga Muscicapidae. Penyebarannya meliputi wilayah Asia Tenggara, seperti Filipina, Malaysia, Thailand, serta Indonesia. Jika ingin mencoba ternak burung kacer, berikut pandduannya:

1. Siapkan Kandang Penangkaran

Sebelum memulai ternak burung kacer, penting untuk menyiapkan lingkungan yang nyaman dan menyerupai habitat aslinya. Sediakan ranting kering sebagai tempat bertengger, kolam berisi air untuk mandi, serta kolam pasir dan bebatuan kecil yang biasa digunakan burung kacer dalam membangun sarangnya.

Kandang penangkaran sebaiknya cukup luas dengan ukuran ideal sekitar 2 meter panjang, 1 meter lebar, dan tinggi 1,5–2 meter. Dindingnya dapat dibuat dari batu bata tanpa semen untuk menjaga kelembapan. Selain itu, siapkan kotak sarang berbahan kayu berukuran 15x15x15 sentimeter yang diletakkan di bagian atas dan pojok kandang agar burung merasa aman saat bertelur dan mengerami.

Untuk bahan sarang, sediakan material alami seperti sabut kelapa, tangkai daun lamtoro, dan daun cemara. Letakkan sebagian di dalam kotak sarang dan sebagian di lantai kandang agar burung dapat menyusun sarangnya sesuai keinginan.

2. Pilih Bibit yang Terbaik

Setelah kandang dan kotak sarang siap, langkah berikutnya adalah memilih bibit burung kacer yang berkualitas. Burung jantan yang ideal untuk dikawinkan berusia sekitar 2 tahun, sedangkan betina sebaiknya berumur 1 tahun.

Dalam pemilihan bibit, pastikan burung memiliki tubuh yang proporsional serta suara yang merdu, baik jantan maupun betina. Selain itu, pilihlah burung yang jinak agar proses bertelur dan mengerami berlangsung tanpa gangguan, sehingga induk betina tetap merasa nyaman dan tidak stres.

3. Jodohkan Burung

Tahap awal menjodohkan burung kacer dimulai dengan menggantung kandang jantan dan betina di tempat terpisah tanpa saling melihat. Amati apakah mereka mulai saling bersahutan, lalu secara bertahap dekatkan kandangnya.

Setelah didekatkan, perhatikan perubahan perilaku, seperti jantan yang berkicau lebih nyaring dan betina yang gelisah sambil membalas kicauan. Proses ini biasanya berlangsung sekitar 1–2 minggu, dan tanda-tanda tersebut menunjukkan bahwa mereka sudah berjodoh.

4. Memulai Proses Perkawinan

Setelah dijodohkan, langkah cara ternak kacer selanjutnya burung kacer jantan dan betina dapat disatukan dalam kandang penangkaran untuk memulai proses perkawinan. Perhatikan aktivitas mereka, seperti saling memberi makan, bersahutan, dan berkejaran. Biarkan interaksi tersebut berlangsung secara alami agar ikatan perkawinan terbentuk. Selama proses ini, amati mereka dengan baik tanpa mengganggu kenyamanan burung.

5. Proses Bertelur

Beberapa hari setelah proses perkawinan, burung kacer betina akan mulai memasuki kotak sarang yang telah disiapkan. Umumnya, burung kacer betina akan bertelur sebanyak 4 hingga 5 butir. Pastikan lingkungan tetap tenang agar burung tidak merasa terganggu.

6. Proses Mengerami Telur

Burung kacer betina membutuhkan waktu sekitar 14 hari untuk mengerami telurnya hingga menetas. Setelah menetas, anak kacer akan diasuh induknya selama 10 hari. Setelah periode itu, kamu dapat memilih untuk merawatnya sendiri atau membiarkannya tetap bersama induknya.

Itulah panduan singkat cara ternak kacer beserta langkah-langkahnya yang perlu diketahui. Kesabaran dan konsistensi sangat dibutuhkan agar proses budidaya berjalan lancar. Perlu diperhatikan bahwa selama masa perkawinan, burung jantan bisa menjadi agresif dan terus mengejar betina. Jika hal ini terjadi, sebaiknya pisahkan sementara hingga keduanya lebih akrab sebelum kembali disatukan.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top